Jodoh Pilihan Part 4

Part 3 MEMINTA PETUNJUK


"Alhamdulillah. Bimbingan hari ini lancar. Semoga bimbingan dengan bu Any, dosen pembimbing 2 ku lancar juga," batinku sambil berjalan menuju lobi kampus.

"Sya, udah selesai? Tanya Rania mensejajarkan jalannya denganku."

" Udah nih. Kamu gimana?" tanyaku balik.

"Udah juga. Mau langsung pulang? Mampir Es Cream Gelato, Yuk" ajak Rania sambil memperlihatkan giginya yang rapi.


"Boleh. Di rumah juga suntuk, Ran. Pasti Ibu menanyakan perjodohan itu dan itu lagi" Jawabku dengan sedikit malas.

"What??? Perjodohan?!! Beneran Sya? Bukannya kamu masih menaruh harapan sm Andra? Tanya Rania syok.

Akhirnya, karena aku yang terlanjur keceplosan, aku harus menceritakan semuanya kepada Rania.

Rania dengan seksama mendengar setiap detail ceritaku. Sesekali Rania menghela nafas kalau aku menyinggung Andra. Rania tahu ini begitu berat bagiku, terlebih karena selama ini pun, aku masih berharap pada Andra. Walau pada kenyataan nya Andra juga telah bersana dengan wanita lain. Awalnya aku percaya saat Andra mengatakan ini semua bukan keinginannya, tapi karena memenuhi permintaan mamahnya yang menang telah mengurus Andra sejak Andra kecil. Andra mengatakan dia bahkan tidak menyukai wanita itu. Tetapi tetap harus mengakhiri hubungan kami hanya karena wanita itu. Awalnya aku percaya, dan berharap Andra akan menolak perjodohan itu. Tapi semuanya berubah saat aku melihat mereka tertawa bahagia di pasar waktu itu. Mungkin sedang belanja untuk pernikahan mereka. Entahlah.

Rania begitu simpati padaku. Dan hanya mampu menasehati untuk merelakan Andra karena dia juga telah bersama dengan wanita itu. Rania memintaku untuk mencoba saja menerima perjodohan yang akan dilakukan oleh Ibu dan Bapak. Karena orang tua tau yang terbaik untuk anaknya.

Aku tersenyum pada Rania dan mencoba menerima sarannya. Tetapi jujur, dari lubuk hatiku masih ragu. Aku takut jika aku tidak bisa mencintai laki-laki tersebut.

Bagaimanapun, aku bukan orang yang mudah untuk jatuh cinta, sama halnya tidak mudah untuk melupakan orang yang telah terlanjur kucintai. Aku telah menyerahkan hatiku padanya, bagaimana mungkin aku bisa lupa secepat itu walaupun aku tahu mungkin hatinya bukan untukku lagi.
Tapi aku bisa apa, jika hati dan pikiranku tidak bisa sejalan. Ketika logika dan pikiran mengatakan untuk melupakan Andra, tapi hatiku tidak berkata demikian. Aku masih belum rela dia bersama wanita itu.
Apakah aku salah?

Tanpa terasa air mataku menetes di depan Rania. Rania akhirnya bangkit dan memelukku. Memberikan ketenangan padaku.

Kami akhirnya pulang. Setelah mencium tangan Ibu Bapak aku langsung masuk ke kamarku dan mengambil wudhu. Salat akan membuat jiwaku semakin tenang dan meminta petunjuk kepada Allah atas apa yang harus kulakukan.

"Ya Allah. Jika memang dia adalah jodoh pilihan untukku, maka tunjukkanlah ya Allah. Semoga ketika aku bangun esok pagi, dia adalah orang pertama yang kuingat walaupun aku belum mengenalnya, dan jika memang dia bukan yang terbaik untukku, dan Andra adalah jodohku yang sebenarnya, maka ketika aku bangun esok pagi semoga Andra yang kuingat pertama kali.

Aamiin

Aku melipat mukena dan sajadahku, dan bersiap untuk tidur.
Bersiap pula melihat jawaban Allah atas doa-doaku malam ini.

Smg, 2 Agustus 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skenario pembelajaran