Jodoh Pilihan Part 3

Part 3 PENAWARAN


Pagi-pagi sekali aku telah siap untuk pergi ke kampus. Hari ini jadwal bimbinganku dengan dosen pembimbing 1. Aku tidak ingin memikirkan kata-kata Ibu semalam.
Karena yang terpenting skripsiku harus lancar terlebih dahulu karena aku memang baru menyicil bab awal.



"Sya, berangkat sama siapa? Tanya temanku Raini diujung telepon.

"Sendiri aja nih, paling pesan ojek online," kataku.

"Yaudah kamu kujemput ya? Aku juga mau ke kampus. Kata Raini.
Aku langsung mengiyakan dan bergegas siap-siap sebelum Raini datang.

"Akhirnya selesai juga, tunggu di depan aja deh," batinku sambil menutup pintu kamar.

Sembari menunggu Raini aku membuka Whatsapp dan membalas chat teman2 yang telah masuk.

"Alysya, tadi malam Ibu dan Bapak sudah membicarakan tentang masa depanmu. Kata Ibu tiba2 menghampiriku dan duduk di sebelahku.

"Membicarakan masa depanku? Memangnya kenapa, Bu? Alysya bisa memikirkannya sendiri, Bu," Kataku dengan perasaan yang sangat berat.

"Tapi sya, kalau kami tidak mengambil tindakan, kamu akan terus seperti ini."

"Memang masa depan seperti apa yang sudah kalian rancang untuk Alysya, Bu? Kenapa kalian merasa Alysya tidak akan bertindak?

"Kami ingin mencarikan kamu suami, jadi setelah lulus sudah bisa langsung menikah. Ibu dengar dari bapak, di kantornya ada seorang pemuda yang sangat baik. Kami merasa dia sangat cocok untuk kamu, Sya." kata Ibu panjang lebar.

"Jadi masa depan seperti itu yang kalian maksud bu? Kalau Alysya masih ingin fokus skripsi saja, Bu. Menikah hanya akan menghambat saja."

"Lo... Lo kata siapa? Justru nanti ada yang membantu kamu mengerjakan skripsi. Karena laki2 tersebut juga lulusan terbaik di Universitasnya. Sudahlah, Sya. Ibu dan Bapak selalu memberikan yang terbaik semenjak kamu kecil. Tidak mungkin sekarang kami tidak memberi yang terbaik. Kamu tidak akan menyesal dijodohkan dengannya. Dia baik, rajin dalam banyak hal terutama ibadah, dan ramah kepada banyak orang. Sangat cocok dengan Kamu, Sya."

Aku hanya terdiam mendengar semua yang dikatakan Ibu. Sampai tiba-tiba Raini datang.
Aku langsung pamit kepada Ibu dan meminta restu untuk kelancaran bimbingan skripsiku. Sambil mencium tangan Ibu, Ibu masih sempat mengatakan "nanti malam dipertimbangkan lagi, Sya."
Aku hanya mengangguk dan langsung menghampiri Raini dan kami segera meninggalkan rumah.

.

Smg, 1 Agustus 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skenario pembelajaran