Jodoh Pilihan Part 1

Sejak perjodohan itu aku merasa hidupku tak akan merasakan kebahagiaan lagi. Terlebih aku masih menyimpan rasa
kepada mantan kekasihku. Dan setelah perjodohan itu harapanku menikah dengan mantanku menjadi kandas. Aku bahkan membenci orang yang telah menghasut orang tua ku untuk menjodohkanku dengan anaknya. Ya, Ibu mertuaku. Aku membencinya. Tapi......
.
Alysya



Part 1 BERTEMU LAGI

Malam ini malam Jumat. Di RT ku memang diadakan pengajian Ibu-ibu setiap malam Jumat. Dan aku biasa nya membantu disana. Di usiaku yang masih 22 tahun aku memang dekat dengan Ibu-ibu di RTku. Bahkan ibu-ibu yang beda RT yang masih 1 RW mengenalku. 
Ah ya, perkenalkan namaku Alysya Talitha. Aku saat ini berumur 22 tahun dan sedang mengerjakan skripsiku. Aku mengambil jurusan pendidikan di salah satu Universitas Swasta di kotaku yaitu Surabaya. Dan aku tinggal bersama keluarga yang sangat aku cintai. 

"Alysya...Ayo sudah siap, Belum?" Kudengar suara ibu memanggilku dari lantai bawah rumah kami.
"Iya bu, sebentar..."Jawabku dari lantai atas sambil menyambar jilbab langsungan yang sudah kusiapkan, bergegas memakainya dan turun ke lantai bawah.

Hari ini ibu mengajakku berbelanja ke pasar. Aku memang tidak pernah menolak, karena bagiku pasar adalah salah satu tempat yang dapat menyadarkan aku akan banyak hal, terutama bersyukur atas kebagaiaan dan kecukupan hidup yang kudapatkan pada saat ini.

Kami berjalan sambil membawa tempat belanjaan. Rumahku dengan pasar memang tidak terlalu jauh, jadi aku bersama ibu selalu berjalan kaki, hitung-hitung olahraga pagi.

Tak terasa kami sudah sampai di pasar, ibu bagai lupa akan kehadiranku langsung berjalan kesana kemari mencari apa saja yang bisa dibeli olehnya. Aku hanya mengikuti langkah ibu tanpa berniat ingin membeli sesuatu. Karena aku tahu, ibu tak akan meninggalkan satu barang belanjaan pun yang dibutuhkan di rumah termasuk buah-buahan.

Karena mulai lelah aku mencoba duduk di sebelah warung, kebetulan tempat itu kosong dan tak terlalu jauh dari tempat ibu belanja. Tentunya aku sudah memberi tahu ibu terlebih dahulu kalau aku menunggu nya disana dan membawa barang belanjaan yang sudah kami beli.

Sambil memijit kaki ku yang pegal, aku seperti melihat seseorang yang tidak asing lagi bagiku. Dia sedang duduk sambil sesekali tertawa karena mendengar cerita lucu (mungkin) dari seorang gadis di depan nya. Aku tak mengerti kenapa hatiku rasanya sakit sekali melihat pemandangan itu.

Aku langsung bergegas bangkit dan menyusul ibu. "Duduk disana hanya akan menambah rasa sakit." Batinku.

Bersambung

.
.
Walaupun yang baca masih hitungan jari, aku bakalan tetep nulis kok, kali aja suatu hari nanti bnyak yang baca, hehe

Smg, 11 Juni 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skenario pembelajaran