Cerpen Dalam Diam
Mencintai seseorang yang tak pernah menganggap keberadaanku sama sekali. Aku selalu berharap dia memiliki perasaan yang sama walaupun aku paham itu hal yang sangat jauh. Jangankan menyukaiku, melirikku saja dia
tak pernah haha
Padahal sangat besar kesempatan untuk kami bertemu di setiap harinya, tetapi sangat kecil nyaliku untuk menyapa nya karena mungkin rasa ini terlalu emm terlalu dalam? ahh antimainstream dongg ahaha
Kisah ini sangat mainstream dialami oleh orang lain dan kalian bakal mikir ini dibuat-buat. Padahal ini kisah nyata penulis sendiri. ehem hehe
Ah ya, kenalin namaku Safanya Falicha, untuk perkenalan yang lain seiring berjalannya cerita ya hehe
.
.
Mungkin ini kata yang tepat menggambarkan suasana hatiku saat ini. Diam. Diam-diam mencintainya. Haha
Aku tidak akan menampik kalau aku memang menyukai pria seperti dia. Cerdas, mudah bergaul, sopan, tp satu sifat nya yang tidak kusuka. Sombong.
Hmm tapi gimanapun juga dia tetap berkharisma*eh
Aku bilang Sombong bukan tanpa alasan yang jelas.
Berapa kali aku lihat dia acuh terhadap orang yang membutuhkan nya. Bahkan aku juga pernah mendapatkan perlakuan itu. Saat aku diminta bu Kaprogdi untuk memanggil seorang mahasiswa yang satu kelas dengan nya.
Tentu saja aku tidak tahu mereka masuk di kelas mana pada saat itu.
Aku bertanya sambil berjalan mengikuti langkah nya ke arah Lift tapi dia mebgabaikanku begitu saja.
Sombong sekali, bukan?
Hari ini sangat cerah, tetapi tidak dengah hatiku", gumamku sambil terus menyusuri trotoar jalan.
Entah Kenapa aku ingat terus sama dia, sama pertemuan yang bisa di bilang tanpa sengaja di lobi kampus tadi. Mungkin dia tidak sadar kalau jantungku berdegup kencang ketika bertemu dengan nya. Tetapi aku juga sedih karena aku lihat dia jalan keluar kampus sama seorang cwek berhijab panjang. Apakah itu pacarnya? Tapi orang-orang seperti cewek tadi apakah pacaran?
Aghhh pertanyaan2 itu terus saja mengganggu pikiranku sepanjang perjalanan pulang ini. Dan aku tidak suka.
Oh ya perkenalkan namaku Abel Pranata. Aku biasa di panggil Abel. Dan tanpa malu aku mau bilang sama kalian kalau aku lagi suka seorang cowok cuek tapi menarik di kampus. Namanya Arkha Putra Pamungkas. Dia biasa di panggil Arkha. Aku juga tidak paham sejak kapan rasa itu muncul, tiba2 bisa menyukainya dan apa yang menyebabkan rasa suka itu semakin bertambah. Semuanya terasa aneh.
Diam2 aku slalu saja memperhatikan nya.
Ah ya, aku hampir saja lupa memperkenalkan diri. Namaku, Arkha. Lengkap nya Arkha Putra Pamungkas. Saat ini aku sedang menekuni kuliahku, juga beberapa organisasi kampus yang kuikuti.
Seperti kalimat diatas, saat ini aku sedang menaruh perhatian kepada salah satu wanita di kampusku yang menurutku luar biasa. Dan aku, terlalu malu untuk berdekatan dengan nya. Nama nya Abel Pranata.
Aku mnjaga segalanya demi dia. Karena tujuan utamaku satu, segera lulus, mndapatkn pkerjaan yg terbaik dan segera melamar dia. Bahkan aku tak pernah mau didekati wanita2 di sekitarku. Mungkin dikira sombong atau sok suci, bersentuhan dengan wanita aku tak mau selain ibu dan adik perempuanku. Itu semua demi dia. Bahkan, chat nya saja pun tak kubalas, krna aku hanya ingin menjaga diri sampai akhirnya aku dapat melamarnya.
Haha sepertinya terlalu menghayal, ya. Saling menyapa saja tidak pernah. Tapi aku akan berusaha..
Bukankah Allah menyukai hambanya yang mau berusaha?
tak pernah haha
Padahal sangat besar kesempatan untuk kami bertemu di setiap harinya, tetapi sangat kecil nyaliku untuk menyapa nya karena mungkin rasa ini terlalu emm terlalu dalam? ahh antimainstream dongg ahaha
Kisah ini sangat mainstream dialami oleh orang lain dan kalian bakal mikir ini dibuat-buat. Padahal ini kisah nyata penulis sendiri. ehem hehe
Ah ya, kenalin namaku Safanya Falicha, untuk perkenalan yang lain seiring berjalannya cerita ya hehe
.
.
Mungkin ini kata yang tepat menggambarkan suasana hatiku saat ini. Diam. Diam-diam mencintainya. Haha
Aku tidak akan menampik kalau aku memang menyukai pria seperti dia. Cerdas, mudah bergaul, sopan, tp satu sifat nya yang tidak kusuka. Sombong.
Hmm tapi gimanapun juga dia tetap berkharisma*eh
Aku bilang Sombong bukan tanpa alasan yang jelas.
Berapa kali aku lihat dia acuh terhadap orang yang membutuhkan nya. Bahkan aku juga pernah mendapatkan perlakuan itu. Saat aku diminta bu Kaprogdi untuk memanggil seorang mahasiswa yang satu kelas dengan nya.
Tentu saja aku tidak tahu mereka masuk di kelas mana pada saat itu.
Aku bertanya sambil berjalan mengikuti langkah nya ke arah Lift tapi dia mebgabaikanku begitu saja.
Sombong sekali, bukan?
Hari ini sangat cerah, tetapi tidak dengah hatiku", gumamku sambil terus menyusuri trotoar jalan.
Entah Kenapa aku ingat terus sama dia, sama pertemuan yang bisa di bilang tanpa sengaja di lobi kampus tadi. Mungkin dia tidak sadar kalau jantungku berdegup kencang ketika bertemu dengan nya. Tetapi aku juga sedih karena aku lihat dia jalan keluar kampus sama seorang cwek berhijab panjang. Apakah itu pacarnya? Tapi orang-orang seperti cewek tadi apakah pacaran?
Aghhh pertanyaan2 itu terus saja mengganggu pikiranku sepanjang perjalanan pulang ini. Dan aku tidak suka.
Oh ya perkenalkan namaku Abel Pranata. Aku biasa di panggil Abel. Dan tanpa malu aku mau bilang sama kalian kalau aku lagi suka seorang cowok cuek tapi menarik di kampus. Namanya Arkha Putra Pamungkas. Dia biasa di panggil Arkha. Aku juga tidak paham sejak kapan rasa itu muncul, tiba2 bisa menyukainya dan apa yang menyebabkan rasa suka itu semakin bertambah. Semuanya terasa aneh.
Diam2 aku slalu saja memperhatikan nya.
Ah ya, aku hampir saja lupa memperkenalkan diri. Namaku, Arkha. Lengkap nya Arkha Putra Pamungkas. Saat ini aku sedang menekuni kuliahku, juga beberapa organisasi kampus yang kuikuti.
Seperti kalimat diatas, saat ini aku sedang menaruh perhatian kepada salah satu wanita di kampusku yang menurutku luar biasa. Dan aku, terlalu malu untuk berdekatan dengan nya. Nama nya Abel Pranata.
Aku mnjaga segalanya demi dia. Karena tujuan utamaku satu, segera lulus, mndapatkn pkerjaan yg terbaik dan segera melamar dia. Bahkan aku tak pernah mau didekati wanita2 di sekitarku. Mungkin dikira sombong atau sok suci, bersentuhan dengan wanita aku tak mau selain ibu dan adik perempuanku. Itu semua demi dia. Bahkan, chat nya saja pun tak kubalas, krna aku hanya ingin menjaga diri sampai akhirnya aku dapat melamarnya.
Haha sepertinya terlalu menghayal, ya. Saling menyapa saja tidak pernah. Tapi aku akan berusaha..
Bukankah Allah menyukai hambanya yang mau berusaha?
Komentar
Posting Komentar