Gedong Songo, Sembilan Candi

   Gedong Songo, Sembilan Candi

Oleh: Putri Hagana Br. Sembiring

Jalan-jalan di waktu libur adalah suatu hal yang mampu mendekatkan antar teman yang sehari-hari telah sibuk dengan rutinitas masing-masing. Tepatnya hari Minggu, 05-11-2017 kami berempat memutuskan untuk jalan-jalan ke Candi Gedong Songo yang terletak di
lereng Gunung Ungaran, tepatnya di Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
       Setelah bersiap-siap kami pun mulai berangkat dan pukul 10.00 WIB kami sudah sampai disana. Setelah berkeliling-keliling Saya mengobrol dengan seorang bapak yang berjualan minuman di sana. Dari bapak itu kami jadi tahu bahwa Kompleks Candi Gedong Songo ini dibangun pada abad ke-9 Masehi pada masa Dinasti Syailendra.Nama Gedung Songo sendiri berasal dari bahasa jawa, gedong berarti bangunan sedangkan songo berarti sembilan. Jadi Candi Gedong Songo kurang lebih mempunyai bangunan candi yang berjumlah sembilan.
       Pada awalnya komplek candi tersebut mempunyai nama Gedong Pitoe karena pertama kali ditemukan oleh Rafles hanya terdiri dari tujuh bangunan candi. Namun kemudian ditemukan dua candi lagi walaupun dalam keadaan tidak utuh. Candi-candi yang tersebar di lereng gunung ungarantersebut diyakini sebagai candi hindhu. Hal tersebut tidak lepas dari beberapa penemuan arca-arca hindu yang terletak disekitar lokasi candi. Arca-arca yang ditemukan tersebut seperti arca Ciwa Mahadewa, Ciwa Mahaguru, Ganeca, Durga Mahisasura Mardhini, Nandi Swara, Mahakala dan Yoni yang ada di bilik candi.Ketika sudah memasuki wilayah candi udara sejuk mulai terasa,karena lokasinya yang berada di ketinggian 1200 – 1800 meter diatas permukaan laut. Dengan hanya membayar tiket seharga Rp 5.000,00 wisatawan sudah bisa menikmati keindahan alam serta wisata sejarah yang ditawarkan Candi Gedong Songo.
      Untuk menuju candi yang pertama wisatawan harus berjalan sekitar 200 meter melewati jalan setapak yang naik. Bila sudah mulai lelah bisa memanfaatkan jasa transportasi kuda guna menapaki candi-candi berikutnya yang semakin tinggi sesuai dengan urutannya. Untuk tarif jasa kudanya disediakan beberapa paket diantaranya :Satu hal lagi yang membuat obyek wisata ini menarik adalah adanya pemandian air panas. Di antara Candi Gedong III dengan Gedong IV terdapat sebuah kepunden gunung sebagai sumber air panas dengan kandungan belerang cukup tinggi.
Selain suasana diperjalanan yang sangat indah nan sejuk, suasana di area candi pun tidak kalah indahnya. Pepohonan yang rindang mempercantik pelataran candi I yang letaknya paling dasar dan ditempuh pertama kali sebelum menuju candi berikutnya. Suasana yang kami rasakan sangatlah berbeda dengan suasana kota yang padat penduduk dan banyak polusi dimana-mana.
         Di kawasan lereng Gunung Ungaran ini, udaranya masih terasa sejuk dan masih bersih. Udara yang seperti itu sangatlah baik untuk kesehatan karena jauh dari polusi yang mengancam kesehatan paru-paru manusia. Di Candi Gedong Songo ini, kami melihat relief-relief candi yang terukir indah dan menunjukkan peninggalan jaman pemerintahan Dinasti Sailendra. Sungguh menakjubkan keindahan candi yang sangat perlu dilestarikan dan dirawat baik-baik demi menjaga peninggalan kebudayaan Indonesia.
      Karna hari sudah semakin sore dan matahari sudah tak menampakkan wajahnya lagi, kamipun segera berkumpul kembali setelah menikmati suasana di candi I dan 2. Walaupun kami tidak bisa menikmati 7 candi yang lain, namun kami sudah cukup puas dengan pemandangan yang disuguhkan oleh Candi Gedong Songo. Dan karena sudah lelah dan takut kemalaman sampai ke Semarang kami memutuskan untuk pulang ke Semarang dengan tidak lupa mampir di jalan untuk makan.

-Putri Hagana Br. Sembiring salah satu mahasiswa PBSI Universitas PGRI Semarang-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skenario pembelajaran